Jum'at, 26 September 2025

Follow us:

infobrand
11th INFOBRAND

Consumer Behavior di Era Digital, Fondasi Strategi Pemasaran Masa Kini

Posted by: Zeinal Wujud | 23-09-2025 11:36 WIB | 286 views

Prof. Ujang Sumarwan bahas perilaku konsumen digital dan implikasinya bagi strategi pemasaran agar brand bisa menjadi leading brand di era digital.

Consumer Behavior di Era Digital, Fondasi Strategi Pemasaran Masa Kini Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, MSc., Guru Besar Sekolah Bisnis IPB University saat memaparkan materi “Consumer Behavior in The Digital Era” di ajang Indonesia Digital Marketing Summit 2025.

INFOBRAND.ID, Jakarta - Menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat di era digital, pemahaman mendalam terhadap konsumen menjadi kunci bagi brand untuk tetap relevan dan kompetitif. Kehadiran di kanal digital saja tidak lagi cukup. Strategi pemasaran yang efektif harus dibangun di atas pemahaman bagaimana konsumen berpikir, berperilaku, dan mengambil keputusan di ranah digital.

Hal tersebut menjadi pokok pemaparan Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, MSc., Guru Besar Sekolah Bisnis IPB University dan pakar perilaku konsumen terkemuka di Indonesia, dalam seminar berjudul “Consumer Behavior in The Digital Era; a Marketing Strategy Perspective” pada ajang Indonesia Digital Marketing Summit (IDMS) 2025 yang diselenggarakan INFOBRAND.ID bersama TRAS N CO Indonesia, Senin (15/9/2025) di Hotel JS Luwansa, Jakarta.

Baca juga:

IKLAN INFOBRAND.ID

IBOS EXPO 2025

Definisi Perilaku Konsumen di Era Digital

Prof. Ujang membuka pemaparan dengan mengingatkan kembali definisi sederhana consumer behavior. “Salah seorang penulis marketer yang paling terkenal mengatakan bahwa kalau kita bicara perilaku konsumen yang paling sederhana adalah apa yang kita beli, membeli apa, untuk siapa. Nah, ini definisi yang sederhana dari perilaku konsumen. Jadi kalau kita berbicara perilaku konsumen, kita sendiri kalau bertanya beli apa, untuk apa, dengan siapa,” jelasnya.

Dalam konteks digital, perilaku tersebut kini direpresentasikan melalui berbagai platform daring seperti e-commerce, iklan digital, hingga interaksi di media sosial. “Ketika konsumen berinteraksi dengan everything yang terkait dengan internet things, maka itu sudah tergambarkan yang kita sebut dengan digital behavior,” tambahnya.

Menurut Prof. Ujang, meluasnya akses internet di Indonesia menjadikan respon masyarakat terhadap perilaku digital begitu tinggi. Ia mencontohkan fenomena unik di mana ibu-ibu memanfaatkan anak atau menantunya untuk memesan produk melalui aplikasi. “Ketika dia mengatakan ‘pesankan saya mie goreng pukul 11 malam’. Si ibu, si bapak mungkin tidak punya akses, tetapi anaknya punya akses,” ujarnya. Fenomena ini menunjukkan bahwa representasi perilaku konsumen digital bisa hadir secara tidak langsung, namun tetap relevan bagi pemasar.

IKLAN INFOBRAND.ID

TOP INNOVATION CHOICE AWARD 2025

Ragam Perilaku Konsumen Digital

Dalam paparannya, Prof. Ujang memetakan setidaknya 20 consumer behavior di era digital, mulai dari belanja daring, keterlibatan di media sosial, pencarian informasi, penggunaan kupon digital, konsumsi konten, hingga interaksi dengan brand. Perilaku lain yang kian marak adalah partisipasi dalam komunitas online, mengikuti influencer, penggunaan layanan pembayaran digital, hingga kebiasaan membaca dan menulis ulasan produk.

Setiap perilaku ini memiliki implikasi strategis yang harus diperhatikan brand. Misalnya, tren online shopping menuntut optimalisasi pengalaman pelanggan melalui user interface yang mudah, kecepatan layanan, dan program loyalitas. Sementara fenomena feedback & reviews serta user generated content menegaskan pentingnya reputasi digital dan kredibilitas brand di mata konsumen.

Fondasi Strategi Pemasaran


IKLAN INFOBRAND.ID

JASA PRESS RELEASE

Namun lebih dari sekadar mengenali perilaku konsumen, Prof. Ujang menekankan pentingnya pemasar memahami perbedaan mendasar antara Strategic Marketing dan Marketing Strategy. “Maka yang penting bagi pemasar adalah bagaimana memahami konsumen, kemudian menggunakan pengetahuan itu untuk membangun marketing, strategi marketing. Tetapi literatur membedakan antara pengertian antara Marketing Strategy dan Strategic Marketing. Jadi kalau Strategic Marketing lebih kepada jangka panjang, lebih kepada filosofis. Sedangkan untuk Marketing Strategy itu lebih ke specific actions, to execute the plan,” paparnya.

Meski berbeda, keduanya tetap berlandaskan prinsip fundamental yang sama, yakni konsep STP (Segmentation, Targeting, Positioning) dan bauran pemasaran 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, dan Proof). Dengan kerangka inilah, pemasar dapat menerjemahkan pemahaman perilaku konsumen digital ke dalam strategi nyata yang relevan dan terukur.

Baca juga:

Menjadi Leading Brand di Era Digital

Pesan utama yang dapat ditarik dari pemaparan Prof. Ujang adalah bahwa hampir semua strategi pemasaran berangkat dari pemahaman perilaku konsumen. Dalam lanskap digital yang terus berkembang, kemampuan brand membaca pola perilaku konsumen menjadi penentu apakah mereka sekadar hadir di ruang digital, atau benar-benar mampu menjadi leading brand.

Dengan kata lain, keberhasilan brand tidak hanya ditentukan oleh seberapa besar anggaran pemasaran digital, tetapi juga oleh seberapa dalam mereka memahami konsumennya. Seperti ditekankan Prof. Ujang, “Setelah kita memahami perilaku konsumen di era digital tersebut, implikasinya adalah kita bisa memanfaatkan pengetahuan tersebut, untuk membangun marketing strategy. Karena hampir semua marketing strategy, itu berlandaskan pemahaman perilaku konsumen.”


Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV