UMKM Perempuan Disabilitas Tembus Pasar Digital
Program SisBerdaya & DisBerdaya 2025 dorong UMKM perempuan disabilitas manfaatkan teknologi untuk naik kelas di era digital.

INFOBRAND.ID, Jakarta - Perempuan pelaku UMKM terbukti tangguh, bahkan ketika harus menghadapi keterbatasan fisik. Mereka mampu berkontribusi pada perekonomian sekaligus memberdayakan lingkungan sekitar. Ketangguhan ini mendapat apresiasi melalui program SisBerdaya dan DisBerdaya 2025.
Baca juga:
- BRI dan Indogrosir Luncurkan Kartu Debit Co-Branding
- UKM Mojokerto Ekspor Sepatu, Gandeng 100+ Perajin Lokal
Salah satu sosok inspiratif adalah Dewi Winarti Roro Shanti, yang mengembangkan usaha kecantikan merek True Body Care. Produknya meliputi sabun, body lotion, hingga hand sanitizer, semuanya berbahan dasar alami.
“Saya terinspirasi membuat skincare ini melalui pengalaman pribadi ketika merawat kulit sensitif dan memiliki kepedulian akan lingkungan,” ujar Dewi, pemenang Program SisBerdaya dan DisBerdaya 2025.
Kisah lain datang dari Astri Isnaini, perempuan disabilitas dengan bisnis Teh Sirup Bunda. “Bagi saya, bisnis bukan sekadar jual beli, tapi juga ruang untuk membuka pintu dan menumbuhkan harapan. Saya percaya setiap individu, termasuk teman-teman disabilitas Netra mempunyai potensi besar untuk meraih kesuksesan,” kata Astri.
Karya Dewi dan Astri menjadi bagian dari deretan inovasi UMKM perempuan disabilitas dan nondisabilitas yang ditampilkan dalam SisBerdaya dan DisBerdaya 2025. Program hasil kolaborasi DANA dan Ant International ini menobatkan 35 pemenang UMKM yang berhasil menunjukkan bagaimana teknologi, khususnya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI), dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan keberlanjutan bisnis.
Baca juga:
- Kumora Cookies: Dari Proyek Mahasiswa Jadi UMKM Unggulan
- Renaco: UMKM Olahan Kurma yang Tumbuh Lewat Rumah BUMN
Mendorong UMKM Naik Kelas Lewat Teknologi
Bersama Ant International, DANA berkomitmen memperluas akses dan peluang pelaku usaha perempuan untuk berkembang di era digital. Program ini menjadi wujud nyata strategi menjembatani kesenjangan digital di kalangan UMKM perempuan di seluruh Indonesia.
Peserta mendapatkan pelatihan hybrid dengan kurikulum komprehensif, mulai dari Business Model Canvas, Digital Payment & Marketing, hingga pemanfaatan AI untuk operasional bisnis. Pendampingan bersifat aplikatif, mendorong peserta menguasai teknologi sebagai alat transformasi untuk memperluas pasar dan membangun kemandirian.
Iis Sadiyah, pemilik Alfazza Farm dan pemenang SisBerdaya 2025 Area 3 (Jabodetabek), merasakan langsung manfaatnya.
“Sebelum ikut SisBerdaya, saya hanya menjual produk ke tetangga sekitar, tanpa tahu cara memasarkan secara online. Selama pelatihan, saya belajar banyak hal, mulai dari digital marketing, pencatatan keuangan, hingga membuat konten yang menarik... Sekarang saya bisa memasarkan produk lewat media sosial dan marketplace, bisnis saya pun berkembang dan pesanan semakin banyak. Yang paling penting, saya jadi lebih percaya diri menjalankan usaha ini dan ingin berbagi ilmu dengan ibu-ibu lainnya,” jelas Iis.
Tahun ini, SisBerdaya mencatat lebih dari 5.000 peserta dari tiga wilayah utama (Barat, Timur, dan Jabodetabek), naik 176% dari tahun sebelumnya. DisBerdaya tumbuh empat kali lipat dibanding 2024 dengan lebih dari 100 perempuan penyandang disabilitas yang antusias berpartisipasi. Peserta datang dari berbagai daerah, mulai dari Sumatera hingga Papua, melewati proses seleksi dan penjurian ketat.
Rony Ukurta Barus, Kepala Direktorat Inklusi Keuangan OJK, menyampaikan bahwa SisBerdaya dan DisBerdaya menunjukkan bahwa pendekatan pemberdayaan yang berbasis komunitas dapat menciptakan dampak yang nyata dan terukur.
“Perempuan pelaku usaha, termasuk dari kelompok disabilitas, memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Rony.
Dalam puncak acara, SisBerdaya 2025 mengumumkan 30 pemenang dan DisBerdaya 2025 menobatkan 5 pemenang. Penilaian didasarkan pada kualitas proposal bisnis, potensi dampak sosial, strategi pertumbuhan, serta pemanfaatan teknologi digital. Para pemenang berhak atas total hadiah Rp750 juta untuk pengembangan usaha dan adopsi teknologi.
Vince Iswara, CEO dan Co-Founder DANA Indonesia, menekankan bahwa penganugerahaan SisBerdaya dan DisBerdaya 2025, bukan hanya selebrasi dan kompetisi semata, melainkan momentum penting untuk mengakui dan mendukung terus UMKM perempuan. “Kemajuan teknologi dan kemudahan akses investasi digital sudah selayaknya menghilangkan kesenjangan ini,” ujar Vince.
Wilson Siahaan, Senior Director Ant International Indonesia, menambahkan bahwa program ini menegaskan bahwa transformasi digital tidak sekadar menjadi motor penggerak ekonomi keluarga, tetapi juga menumbuhkan keyakinan diri, menciptakan peluang baru, dan menginspirasi para perempuan lainnya di seluruh Indonesia.
Tahun ini, program mencakup Area I (Sumatera, Kalimantan, dan Jawa, kecuali Jakarta), Area II (Sulawesi, Bali, NTT, NTB, Ambon, Papua), dan Area III (Jabodetabek). Bidang usaha yang digeluti peserta beragam, dari kuliner, kerajinan, kecantikan, pertanian, hingga teknologi. Mereka membuktikan bahwa perempuan Indonesia siap naik kelas dan memimpin transformasi ekonomi nasional.
Baca juga:
- Keripik Woh Tembus 11 Negara Berkat Dukungan Kemendag
- Sila Artisan Tea, UMKM Teh Lokal Bogor yang Tembus Pasar Dunia
Vince Iswara menutup dengan data kontribusi DANA. “Sebagai platform yang aktif mendukung pertumbuhan UMKM, DANA telah membantu lebih dari 1 juta pelaku usaha melalui fitur DANA Bisnis. Survei INDEF tahun 2023 bahkan mencatat 98% pelaku UMKM pengguna dompet digital DANA merasakan manfaat nyata dalam operasional bisnis sehari-hari,” tutup Vince.